Kisah
Hidup Sang Nelayan
Disuatu desa kecil yang
berada di dekat pantai, ada satu keluarga yang hidup bahagia walaupun mereka
hidup seadanya. Pak Bayu hanyalah seorang nelayan biasa yang setiap hari
berlayar ke laut untuk mencari ikan. Ikan tersebut akan dijual oleh Ibu Susana
di pasar. Ibu Susana adalah istri pak Bayu. Mereka sudah lama menikah dan
memiliki satu orang anak yang bernama Iqbal. Ibu Susana dan pak Bayu sangat
menyayangi anaknya. Mereka membesarkan Iqbal dengan penuh kasih sayang,
sekalipun penghasilan pak Bayu yang hanya pas-pasan untuk makan. Tetapi, pak
Bayu tetap bekerja keras untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Dengan
lahirnya Iqbal, maka biaya hidup pak Bayu bertambah banyak. Semenjak Iqbal
lahir, pak Bayu harus memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhinya yaitu membeli
susu untuk Iqbal. Namun, karena penghasilan pak Bayu yang tidak menentu setiap
harinya membuat pak Bayu sedih. Terkadang dia tidak bisa membelikan susu untuk
Iqbal, bahkan dalam satu bulan pak Bayu hanya mampu membeli dua kotak susu
karena harga susu yang sangat mahal. Dia berfikir bahwa dia tidak bisa
menafkahi keluarganya dengan baik. Namun, Ibu Susana tidak pernah mengeluh
dengan hasil kerja suaminya. Karena, Ibu Susana tahu bahwa bukan hal yang mudah
untuk pergi ke laut dan mencari ikan. Lalu, Ibu Susana berfikir untuk membantu
pak Bayu bekerja. Dia ingin mencari pekerjaan lain, selain menjual ikan di
pasar. Dia berfikir bahwa di pagi hari dia menjual ikan dan di siang harinya
dia membersihkan pekarangan sekolah. Namun, pak Bayu tidak setuju karena dia
ingin Ibu Susana merawat Iqbal dengan baik.
Semakin hari Iqbal
bertambah besar, dia bersekolah di sekolah dasar dekat rumahnya. Hari demi hari
pun berlalu, Iqbal sudah menyelesaikan sekolahnya di sekolah dasar. Iqbal
adalah anak yang rajin, sehingga pada saat masuk smp dia di terima tanpa tes.
Pak Bayu dan Ibu Susana sangat bangga dengan anaknya itu, karena dengan kondisi
yang seperti ini Iqbal masih bersemangat untuk belajar. Iqbal bersekolah dengan
rajin, selain terus belajar Iqbal juga membantu orang tuanya. Pak Bayu semakin
bersemangat untuk tetap bekerja keras mencari ikan di laut. Suatu hari air laut
pasang, namun pak Bayu tetap pergi ke laut mencari ikan. Ketika dalam perjalanan
pulang, tiba-tiba ada badai di laut dan menimbulkan ombak-ombak besar. Saat
mendekati daratan, perahu pak bayu terhantam oleh ombak. Untungnya pak Bayu
selamat, namun hasil ikan yang di dapatnya lepas begitu saja dan pak Bayu hanya
bisa mengikhlaskan ikan-ikan tersebut. Sesampainya di rumah, pak Bayu
menceritakan kejadian tersebut kepada istri dan anaknya. Mereka hanya bisa
pasrah dengan kejadian tersebut dan pak Bayu tidak memiliki pekerjaan lagi,
pada saat itulah Iqbal berfikir inilah saat untuk membantu orang tuanya.
Sepulang sekolah Iqbal bekerja menjadi kuli angkat di pasar. Setiap hari Iqbal
pulang sore karena pekerjaan itu. Setelah seminggu orang tuanya curiga mengapa
Iqbal pulang sore akhir-akhir ini. Namun, pekerjaan Iqbal pun diketahui oleh
orang tuanya. Orang tuanya sedih karena Iqbal bekerja demi membantu orang
tuanya, sedangkan Iqbal sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional. Lalu,
Iqbal berhenti bekerja dan pekerjaan itu digantikan oleh pak Bayu.
Setelah beberapa tahun
akhirnya Iqbal tiba di masa kuliah, dia mendapat beasiswa di universitas
ternama. Setelah lulus Iqbal diterima disebuah perusahaan asing. Lalu, dia
mengajak ibu dan ayahnya pindah ke kota. Dikota, Iqbal membuka usaha sendiri
untuk dikelola oleh orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar